Sudah hampir sebulan dari blogpost terakhir saya tentang Stay Home dan Stay Sane. Ini berarti sudah 2,5 bulan dari mulai diberlakukan social distancing. Sepertinya sudah harus mulai menyesuaikan diri, jika ternyata keadaan ini bisa berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan. Masalahnya meski menghadapi pandemi yang sama, tidak semua orang dalam kondisi yang sama. Jika saat ini yang lebih digembar-gemborkan adalah menjaga kesehatan fisik dan dompet, bagi saya ada lagi yang urgent: Menjaga Kesehatan Mental di tengah pandemi.

Merasa bosan, sedih, khawatir, dan berbagai rasa campur aduk lainnya, mungkin wajar di masa seerti ini. Ditambah lagi beban pekerjaan, kekhawatiran kondisi ekonomi keluarga, hingga kepastian kapan kondisi normal akan kembali. Sementara saat merasa stress dan buth refreshing, tidak bisa untuk pergi liburan, atau sekadar nongkrong hore bersama teman. Kalau terus-terusan begini, bisa-bisa stress yang sudah terakumulasi ini mengancam kesehatan mental. Duh udah terancam virus yang menyerang fisik, masih terancam pula secara psikis.
Kalau sebagian cara saya tetap stay sane di bulan pertama sudah ada di postingan sebelumnya, ini saya update lagi apa aja yg udah saya usahakan untuk tetap waras. Siapa tau ada yang punya cara sama. Atau kalau gak sama, mungkin ada yang bisa coba diterapkan juga, supaya kita semua sama sama terjaga kesehatan mentalnya.
Tetap Terhubung dengan Support System
Saya dan keluarga memang sudah lama terpisah jarak. Sejak SMP saya sudah tinggal di Jawa sementara orang tua di Papua, kemudian kakak saya sudah berkeluarga meski masih di Jogja juga. Jadi memang sedari lama kami sudah terbiasa tidak selalu saling jumpa, bahkan saat Lebaran sekalipun. Sejak dulu kami terbiasa mengadakan pengajian rutin pagi usai subuh (WIB) namun sempat terhenti karena berbenturan dengan jam masuk kantor Bapak saya di WIT, nasib beda zona waktu.

Momen Ramadhan di tengah pandemi ini kemudian membuat pengajian keluarga kami dapat terlaksana kembali. Karena Bapak, saya dan kakak sudah wfh, sehingga waktu pagi menjadi lebih longgar. Kami memulai pengajian online rutin lewat Zoom setiap hari pukul 5.00 WIB (atau 7.00 WIT) dari 3 lokasi berbeda. Forum ini juga menjadi tempat kami saling berbagi semangat, saling berbagi cerita, dan update kabar dan kondisi masing-masing kami. Terima kasih, teknologi!
Update Informasi Hanya dari Sumber Terpercaya
Duh capek kalau ngomongin sliweran berita dan informasi tentang pandemi ini. Tidak sedikit pula yang malah meresahkan dan makin bikin panik. Karena ini beberapa teman malah sudah benar-benar tidak mau tau dan menutup mata dari berbagai berita, saking bikin stressnya. Belum lagi gempuran hoax yang tak terbendung baik dari sosial media sampai whatsapp goup. CAPEK!

Berbeda dengan teman saya yang berhenti mengkonsumsi berita, saya memilih untuk tetap update informasi. Karena saya merasa masih butuh juga sih buat tau kondisi terkini. Hanya saja perlu membatasi untuk mendapatkan informasi hanya dari sumber yang terpercaya dan netral. Sementara segala informasi hoax, propaganda, dan informasi lain yang belum diketahui benar tidaknya, ya mendingan gak usah dikonsumsi. Lebih aman untuk kesehatan mental.
Stay Positive dengan Melakukan Aktivitas Positif
Selain terus terhubung dengan keluarga, saya juga berusaha menjaga silaturrahim dengan teman-teman baik. Keadaan serba terbatas begini justru membuat saya lebih dapat memilih untuk terhubung dengan teman-teman yang positive vibe saja. Keadaan lagi gak baik-baik aja begini, kan males ya kalo kebawa hawa negatif. Jadi jaga pikiran tetap positif salah satunya ya berkomunikasi hanya dengan yang positive vibe aja, buar ketularannya juga yang positif-positif aja.

Selain itu, tentu mengisi hari-hari #DiRumahAja dengan kegiatan positif. Seperti membaca buku, belajar atau mencoba hal-hal baru, bersih-bersih rumah, berolah raga, selain tentu saja menunaikan kewajiban bekerja dari rumah. Yang tak kalah penting adalah kegiatan positifnya harus menyenangkan, karena tujuannya kan biar gak stress. Selain berkegiatan, tentu tak boleh juga lupa untuk cukup istirahat (dan banyak rebahan, hahaha), cukup makan, dan cukup olahraga.
Jika Diperlukan, Kosultasi ke Profesional di Bidang Kesehatan Mental
Saya tidak tau, sampai kapan akan sanggup menjaga kewarasan sendiri. Saya pikir jika tiba saatnya nanti, gak mau deh sampai salah penganganan. Sayangnya pengalaman saya dengan kesehatan mental hanya sebatas bikin surat kesehatan jiwa doank. Namun sekali lagi, terima kasih teknologi! ternyata sekarang ini sudah banyak layanan hotline yang bisa dihubungi untuk konsultasi langsung dengan tenaga professional seperti psikolog klinis dan dokter spesialis kedokteran jiwa/psikiater.
Salah satu yang saya sudah lakukan untuk jaga-jaga adalah install aplikasi Halodoc di ponsel. Melalui aplikasi ini, kita bisa memilih beberapa cara untuk pertolongan profesional. Pertama melalui menu chat dengan dokter, kemudian memilih spesialisasi Psikolog Klinis. Tarif untuk chat dengan tenaga medis profesional ini ternyata juga tidak mahal, mulai 25 ribu rupiah saja. Ada banyak pilihan dokter dan psikolog dari berbagai bidang keahlian dan pengalaman. Dari yang berpengalaman 3 tahun sampai 20 tahun pun ada.

Cara yang kedua dengan membuat janji dengan psikiater atau psikolog Rumah Sakit. Bisa dengan memilih rumah sakit terlebih dulu, kemudian memilih spesialisasi Psikolog Klinis. Atau langsung memilih spesialisasi psikolog klinis untuk langsung mendapatkan daftar dokter dan rumah sakit. Saya sih sudah menandai Psikiater di di RS Siloam dan RS UII untuk di Jogja. in case kalau ada keluarga atau kolega yang butuh professional help, saya juga sudah ready buat bantuin kontak.
Kalau kamu, ngapain aja buat menjaga kewarasan?
Berhubung WFH diperpanjang sampe DESEMBER, biar tetep waras versiku:
1. Baca komik sama nonton anime
2. Olahraga (harusnya ini nomer 1 aja ya untuk pencitraan)
3. Menthel2an pakai skincare dan makeup
4. Mainan Mas Gyo
5. Vid Call sama temen
Eah sampe DESEMBER!!
Ternyata ada yg lebih lama dari kantorku.
Tapi kalo wfh tanpa pandemi begini sepertinya aku masih bisa kuat kuat aja.
Ini agam susa karena gabisa piqniq 😁😁😁
Demi menjaga kewarasanku selama tiga bulan ini;
1. Tiduran
2. Baca buku selaras dengan beli buku lagi lebih banyak
3. Ngeblog
4. Kumpul kawan kos
5. Nyapu dan bakar sampah di kosan.
6. Nggibah
ahahahhaa
cukup tidur tu emang menjaga kewarasan kok ya.
tapi bener sih, wfh gini jadi banyak waktu buat baca buku, tp soal ngeblog nya kok aku tetep gak rajin ya. wkwkwkkw
Kalau fulltime blogger mungkin tak terpengaruh apa-apa, karena sedari dulu sudah #dirumahaja 😀
Tapi sekarang penyebab #DiRumahAja nya kan beda, kak 😁😁
Apapun yang dilakukan selama di rumah aja, yang pasti harus tetap stay positive untuk tetap menjaga kewarasan.