Last updated on Juli 28, 2019
Apa yang terbesit di pikiranmu saat mendengar Selopamioro? Sebuah desa kecil di selatan Jogja. Tepatnya Selopamioro adalah salah satu desa di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Saya pernah sangat familiar dengan desa ini, terutama jembatan kuning yang sempat begitu populer. Jembatan gantung ini membentang di atas Kali Oyo dan menghubungkan Desa Kedungmiri, Dlingo dengan Desa Selopamioro, Imogiri. Keberadaan jembatan ini benar-benar membantu mobilitas warga. Warga tak perlu lagi memutar berkilo-kilometer untuk dapat sampai ke desa seberang. Kelok Kali Oyo dan jembatan gantungnya ini dapat disaksikan dari sunrise point di Kebun Buah Mangunan.
Jembatan Selopamioro saat masih aktif
Sayangnya, jembatan ini kini tinggal kenangan. Pada banjir yang melanda Bantul dan Gunungkidul, jJmbatan Gantung Selopamioro adalah salah satu yang terkena dampak. Jembatan ini putus dan hingga kini belum lagi dibangun. Ketiadaan jembatan ini tentu berpengaruh pada aktivitas warga. Pak Ponidi misalnya, jika sebelumnya untuk berangkat ke pasar, perjalanan dapat disingkat dengan menyebrangi jembatan, kini beliau harus memutar yang berarti berimbas pada waktu dan biaya.
Tak Ada Lagi Jembatan
Pak Ponidi adalah salah satu warga yang tinggal tepat di tepi sungai Oyo, sekitar 50 meter dari lokasi asal Jembatan Gantung Selopamioro. Dalam rumah kayu berlantai tanah, beliau tinggal bersama istrinya. Di Desa Selopamioro, masih banyak warga desa dengan rumah sangat sederhana. Karena itulah Prudential dalam CSR nya menjalankan program Membangun Rumah Membangun Harapan. Rumah Pak Ponidi merupakan 1 dari 263 rumah di Desa Selopamioro yang dibangun oleh Habitat dan Prudential. Sedangkan total rumah yang dibangun dalam lingkup kabupaten Bantul sebanyak 1.345 rumah.
Pak Ponidi bersama para #PRUVolunteers
Leadership Immersion Programme
Pembangunan rumah dilakukan langsung oleh karyawan Prudential sebagai sesi kedua dalam rangkaian implementasi Leadership Immersion Programme dari PRUuniversity. Kegiatan ini merupakan upaya Prudential Indonesia membantu karyawan menjadi profesional, salah satunya dengan memperkokoh sifat-sifat kepemimpinan yang berlaku di seluruh bisnis Prudential. Terjunnya peserta secara langung membangun rumah bagi warga bertujuan untuk mempraktikkan kerja sama dengan rekan-rekan dari berbagai departemen dan tingkatan. Turut serta dalam program ini lebih dari 370 rekan-rekan PRUsynergy yang berkontribusi dan bekerja sama dalam menuntaskan target pendirian 30 rumah sebagai CSR Prudential.
Bapak Jens sedang mengerjakan menyusun bata rumah Pak Ponidi
Jumat 26 April 2019 kemarin, kami berkesempatan ikut serta menjadi PRUvolunteers dalam program pembangunan rumah ini. Sebelum memulai pembangunan, kami diberikan perlengkapan safety seperti helm dan gloves, juga pembagian kelompok untuk masing-masing rumah yang dibangun. Ada kelompok yang bertugas mengecat rumah karena pembangunan rumah hampir selesai. Ada pula progres pembangunan rumah yang baru sampai tahap menembok (walling), seperti rumah Pak Ponidi.
(PRUvolunteers dari Blogger dan Presiden Director Prudential Indonesia)
Rumah Pak Ponidi
Prudential dan Habitat membangun rumah baru Pak Ponidi tepat di samping rumah yang saat ini ditinggali beliau bersama istri. Saat kami datang, fondasi rumah telah siap, dengan tumpukan bata 1 baris di ke-empat sisinya. Ini berarti tugas kami adalah menyusun bata dan merekatkannya dengan semen, hingga terbentuk tembok yang utuh. Sebuah pekerjaan yang sebelumnya tidak saya bayangkan.
Sebelum memulai pekerjaan walling, kami diberikan penjelasan dan contoh peletakan bata yang benar, teknik memotong bata, dan bagaimana merekatkan antar bata dengan semen. Tim dari Habitat juga senantiasa memastikan pekerjaan kami, para #PRUVolunteers yang amatiran, sesuai dengan kaidah pembangunan rumah. Tentu saja karena kami semua menginginkan hasil akhir yang terbaik untuk tempat berteduh Pak Ponidi nantinya. Target kami untuk hari itu adalah menyelesaikan 7 baris bata.
Menyimak Penjelasan Cara Memasang Bata
Mari membangun
Beruntung sekali saya berada dalam satu kelompok dengan Presiden Director Prudential Indonesia, Bapak Jens Reisch. Juga satu kelompok dengan Bapak Susanto Samsudin, National Director Habitat for Humanity Indonesia. Beliau berdua begitu gigih dan serius dalam menyusun bata dan merekatkan semen. Terbukti hingga jam makan siang, sisi tembok yang dikerjakan beliau berdua sudah mencapai 4 baris. Sementara sisi lain yang kami kerjakan, baru tersusun 2 baris saja. Pembangunan selanjutnya diteruskan kembali usai makan siang dan sholat jum’at.
(Foto bersama usai memasang dinding)
Serah Terima Simbolis
Usai kegiatan volunteer membangun rumah, dilakukan serah terima kunci rumah secara simbolis. Acara ini dihadiri oleh Bupati Bantul, Bapak Drs. H. Suharsono sebagai penutupan rangkaian Leadership Immersion Programme di Dusun Kajor Wetan, Desa Selopamioro, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Dalam kegiatan ini PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) yang bekerjasama dengan Habitat for Humanity Indonesia menyerahkan 30 kunci rumah kepada perwakilan warga di Dusun Kajor Wetan, Desa Selopamioro, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Tentu saja kegiatan ini disambut baik oleh pemerintah setempat. Bupati Bantul mengungkapkan terima kasih atas atas inisiatif yang dilakukan Prudential Indonesia dengan Habitat for Humanity Indonesia dalam membangun rumah-rumah warga. Rupanya sejak tahun lalu, Prudence Foundation telah mendirikan satu gedung PAUD dan lima rumah. Dilanjutkan pada tahun ini membangun 30 hunian layak huni bagi warga Desa Selopamioro, Imogiri, Bantul.
Semoga proses pembangunan rumah-rumah ini lancar tanpa kendala ya, sehingga Pak Ponidi dan warga desa lainnya dapat segera memiliki tempat berteduh yang lebih baik.
Cantik banget ya desanya…aku suka!
Kegiatan prudential di desa ini, layak banget di turu perusahan2 lain. Biar yang bisa merasakan manfaat keberadaannya semakin banyak masyarakat
Pemandangan desanya cakep banget, sayang nggak sempat foto2 & menikmati.
aku memotret saat yang lain sedang istirahat ngesteh dan ngemil gorengan.
Jadi kamu kemarin sempat ngapain, Qied? Pegang batako, ngaduk semen, motong besi, atau cuma motret aja? Hihi
ngusung2 batako, nyusun batako sama mas priyo, lalu pindah job motong2 besi, lanjut bengkok2in besi.
makanya fotonya gak banyak. hiks
Semoga semakin banyak rumah yang dibangun ya. Sehingga lebih banyak warga yang dapat menempati tempat tinggal yang lebih baik
Syukurlah Pak Ponidi sudah mendapat rumah baru yang lebih layak huni ya mbak.
wah mba aqied di rumah pak ponidi yaaaa?? aku dirumah pak suyadi hehehe
apakah mereka teman masa kecil?
mb aqied kebagian tugas apa mb? ngaduk semen, nyusun bata, apa bengkokin besi? hehe
usung-usung bata, nyusun bata, matah2in besi, lalu mbengkokin besi